Selasa, 18 November 2008

Teori Relativitas Einstein Dalam Kehidupan Kita

Seperti kita ketahui Teori Einstein menyatakan bahwa “terdapat hubungan yang erat antara zat dan energi, zat dapat dimusnahkan, sebagai gantinya akan diperoleh energi. Sebaliknya energi juga dapat diubah menjadi zat”.
(Albert Einstein, 1879 – 1955).

Rumus Einstein tersebut adalah :

e = m.c^2

Meminjam rumus Einstein tersebut, saya ingin menjelaskan mengenai rumus tersebut, tentu saja menurut versi saya tanpa mengurangi nilai Teori tersebut. Berawal dari pengamatan diri saya baik itu pikiran, ucapan, maupun perbuatan dari sejak kecil hingga sekarang dan yang akan datang, maka tanpa saya sadari ternyata secara langsung maupun tidak langsung saya telah menerapkan Teori Einstein tersebut dalam setiap aktivitas kehidupan saya. Ini terbukti salah satunya dengan banyaknya pembenaran yang saya alami terhadap apa-apa yang saya pikirkan, ucapkan dan lakukan. Sehingga saya berpikir bahwa kecepatan dan percepatan dalam diri saya terkadang melebihi kecepatan dan percepatan di luar diri saya. Seperti kata Einstein “karena aku bergerak cepat maka waktuku bergerak lambat”, atau seperti contoh seorang astronot yang “terbang” ke angkasa luar dengan pesawat yang berkecepatan cahaya (3 x 10 8 m/s ), setelah melakukan perjalanan di angkasa luar, dia pulang ke bumi, namun ia melihat perubahan besar di “bumi” setelah ia tinggalkan, saudaranya ia lihat sudah menjadi lebih tua daripadanya,( Sebenarnya siapa yang bergerak lebih cepat ?) atau kecepatan antara orang di dalam mobil yang sedang melaju dengan orang di luarnya, atau seperti kegiatan orang yang sedang menunggu sesuatu, or kegiatan mendengarkan pembicaraan orang yang membosankan dll.. Inilah teori relativitas Einstein. Namun untuk jelasnya saya kira hanya Einstein dan Andalah yang lebih tahu. 

Sekarang saya hanya akan menjelaskan secara singkat teori tersebut menurut versi saya. Cuma ada penambahan satu indikator dalam rumus tersebut, yang menurut saya di sinilah point terpenting dari semua indikator dalam rumus tersebut. Dan ini merupakan bagian dari my konsep, yaitu Is-Q ( Islam Quotient ). Adapun rumus tersebut adalah :


E = Energy of people / organization / country
Energi / kemampuan yang akan membawa perubahan atau perbaikan pada diri seseorang. Dengan Energi tersebut membuat seseorang bergerak lebih cepat dibandingkan dengan pergerakan dan perubahan pada diri orang tersebut.

I = Iman of Muslim
Kenapa saya menambahkan indikator Iman dalam rumus tersebut, karena dengan memahami Islam secara utuh, maka akan menambah keimanan kita, tentu saja definisi Iman yang sebenarnya, so tidak hanya Iman di mulut saja, tapi Iman di hati kita, dan di setiap perbuatan kita. Sehingga Iman tersebut dapat dijadikan pengontrol dan pembatas bagi seseorang dalam berpikir, berkata dan berbuat dalam aktivitas kehidupannya agar tidak menyimpang dari ajaran Islam.
Seperti dalam Hadits Nabi :

”Dari Umar ra. berkata : Pada suatu hari tatkala kami duduk bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba tampaklah seorang laki-laki kepada kami yang berpakaian sangat putih, rambut sangat hitam, tak terlihat sedikitpun padanya tanda-tanda bekas perjalanan ........... Lalu dia duduk dihadapan Nabi, seraya bertanya :”Wahai Muhammad, terangkanlah padaku tentang IMAN?”, Nabi menjawab, ”Hendaklah engkau beriman kepada ALLAH, Malaikat-malaikatNYA, Kitab-kitabNYA, kepada Utusan-utusanNYA (Rasul), Hari kiamat dan kepada Takdir yang baik dan yang buruk .................... ”. (HR. Imam Muslim).


m = mencari kebenaran

Kebenaran seutuhnya itu hanyalah milik ALLAH, dalam firman ALLAH SWT :

”Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghoib, melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka.” (Al Baqarah : 2-3)

Serta dalah Hadits Rasul :

”Kitab ALLAH itulah solusi kalian. Didalam kitab itu ada cerita peristiwa sebelum kamu, ada berita setelah kamu dan ada hukum diantara kamu. Dia firman yang tegas, tidak main-main. Siapapun Raja otoriter yang enggan melaksanakannya niscaya hancur. Barang siapa mencari petunjuk pada selainnya akan tersesat. Dialah tali perjanjian ALLAH yang kokoh, pengingat yang bijaksana sekaligus jalan yang lurus. Dengan kitab suci itu, hawa nafsu tidak akan menyimpang. Dengannya lisan-lisan tidak akan kacau .................. ”. (HR. Tirmidzi)

- Seorang pencari kebenaran akan menemukan kebenaran yang ia cari.
- Jika telah sampai kebenaran kepada kita, maka terimalah kebenaran itu, dan
jadilah pejuang kebenaran yang menyampaikan kebenaran.
- Kalau sekarang kita sulit menemukan kebenaran, bukan berarti kebenaran itu
hilang, atau bahkan tidak ada, kebenaran hanya tertutup oleh hal-hal yang
ingin merusak atau mengaburkan kebenaran, ia hanya akan ditemukan oleh para
pencari keenaran, sekalipun kebenaran itu berada di lubang semut atau lembah
jurang yang sangat dalam. Orang inilah pencari kebenaran yang sejati.
- Sesuatu yang benar itu akan mengalami pembenaran dengan sendirinya, kapan
saja, di mana saja, dan siapa saja, kebenaran tetaplah kebenaran.

Setiap orang bisa mencari kebenaran, namun untuk itu juga diperlukan orang yang juga mencari knowledge ( ilmu pengetahuan ) . So, jangan memutuskan sesuatu jika tidak ada pengetahuan mengenai sesuatu hal serta jadilah orang yang suka memperbaiki diri menjadi lebih baik.

c1 = Creative
Kreatif hanyalah sebuah kata pendek dan sederhana. Namun, berkat pemikiran kreatif kita bisa melihat kesuksesan dan kemajuan di segala bidang. Berpikir kreatif adalah salah satu kunci keberhasilan.


c2 = Communication

Komunikasi adalah sarana kita untuk berinteraksi dengan orang lain. Dengan banyak komunikasi diri kita dengan orang lain, maka semakin menambah informasi yang kita dapatkan. Dan makin kita sadari betapa berartinya dan betapa pentingnya diri kita baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. Sehingga satu sama lain bisa saling memiliki arti bagi yang lainnya.

So ...... Sering-seringlah berkomunikasi dengan cara verbal maupun non-verbal. Jangan jadikan waktu dan tempat sebagai penghalang atau hambatan dalam berkomunikasi. Dan tentunya, berkomunikasi dan bergaul dengan orang-orang yang baik.

Seperti dalam Hadits Nabi Saw:

Sesungguhnya perumpamaan bergaul dengan teman yang baik dan orang yang jahat adalah seperti bergaul dengan penjual minyak wangi dan pandai besi. Teman penjual minyak wangi itu boleh jadi akan memberi minyak wangi kepadamu atau kamu dapat membelinya atau paling tidak kamu akan mendapat bau harum daripadanya. Sedangkan teman pandai besi, boleh jadi akan membuat pakaianmu berlubang (terbakar) atau paling tidak kamu ikut hangus dengannya.” (HR. Bukhari-Muslim)

(ary)



http://rani-juliani.blogspot.com/