Selasa, 28 Oktober 2008

Dear Diary

Hi, friend, kalian pernah dengar salam seperti judul di atas ? dan kalian pernah dengar lagunya Britney Spears, yang judule Dear Diary or kalian juga pernah nonton sinetron ABG (Akibat Banyak Gaul ?), gini nih, kalian lihat kan gimana Dessy nuangin lika-liku kehidupan sehari-harinya, baik itu dengan temannya, keluarganya, gurunya, maupun pacarnya, ke dalam sebuah Diary. Nah, ternyata menulis Diary itu merupakan hobby yang baik sekali, terutama bagi kita-kita, karena Diary ternyata menyimpan keajaiban tersendiri bagi kita, bentuknya memang cuma sebuah buku –or nulisnya di komputer ?-, tapi manfaatnya gede banget. Diary nggak sekadar temen curhat, tapi juga sumber kekuatan buat ngadepin problem.

Namun, Sering kita nggak sadar kalo Diary atau buku harian bisa menjadi pengobat kesedihan lebih dari yang dibayangkan. Nggak cuma tempat buang omelan, rasa kangen, atau pujian tentang segala hal, tapi juga sumber kekuatan buat mental kita. Coba perhatiin deh orang yang nggak punya buku harian ama orang yang rajin menulis buku harian. Pasti terlihat jelas perbedaannyabaik secara langsung maupun nggak langsung. Orang yang rajin menulis Diary setiap hari lebih memiliki semangat, harapan dan optimis lebih ketimbang yang nggak. Betul ?

Sah-sah aja sih kalo ada orang bilang cuma mereka yang lemah dan cengeng aja yang nulis Diary, but nggak semua terbukti kayak gitu khan ?. Ada kok Professor yang galak, tegas dan dosen killer yang rajin nulis segala hal isi hatinya di Diary. Bahkan ada juga seorang Jenderal yang juga punya kebiasaan yang satu ini. Intinya bukan soal ‘cengeng’ atau nggak, tapi gimana kita ngungkapin apa yang nggak bisa kita bagi ke orang lain. Sadar atau tidak, curhatan itu mengurangi beban dan pikiran, yang akhirnya bikin kita nggak lemah lagi. Justru setelahnya, timbul semangat baru yang menjadi kekuatan kita dalam ngadepin problem.

Buat kamu yang belum pernah nyoba curhat di Diary. Coba deh untuk ngelakuin hal ini. Manfaatnya mungkin nggak langsung bisa dirasain, but setelah sesering mungkin menulis dan ngelepasin emosi di tulisan, baru akan terasa efeknya. Bahkan bisa jadi, di masa yang akan datang Diary kita bisa jadi petunjuk sejarah bagi generasi selanjutnya –bukankah kita juga nantinya bagian dari sejarah ? - seperti halnya buku harian yang ditulis oleh Ibu Kartini, atau jadi bahan inspirasi pembuatan novel seperti Bridget Jones`s Diary-nya si Helen Fielding, ceritanya tentang seorang cewek yang mau bekerja keras untuk mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya, namun tetap enjoy bagaimanapun kehidupannya yang mereka hadapi –gimana penasaran, baca aja, ada kok di Gramed, diskon pula, promosi ni ye, he…he… J….J……

Selain bisa membantu kita dalam memecahkan masalah, menulis Diary juga merupakan awal yang baik untuk menjadi seoarang penulis profesional. Banyak penulis yang awalnya dari menulis Diary ini, Dessy juga nggak bakalan lama lagi akan menjadi penulis di majalah remaja Belia, berkat dukungan pak Jayus yang melihat potensi yang besar dari diri Dessy – ini juga berkat ‘saingan’nya Dessy yang memperbanyak dan menyebarkan isi Diary Dessy ke setiap orang di sekolahnya, temasuk ya pak Jayus itu. Saya aja ‘ngiri’ ama Dessy, coba aja waktu saya masih sekolah dulu udah rajin nulis, tentu banyak hal yang bisa saya ‘rekam’ tentang masa-masa yang kata orang masa bahagia. Akibat saya nggak merekam setiap aktivitas saya selama sekolah dulu, saya jadi ‘kehilangan’ sebagian besar bahan untuk menulis –salah satunya novel, padahal ancang-ancangnya sudah waktu SMA dulu. But, setidaknya saya mendapatkan hikmahnya, artinya mulai sekarang –tepatnya satu tahun lalu- saya mulai ‘merekam’ setiap pemikiran dan pengalaman saya agar tidak ‘tercecer’ lagi, dan agar nggak di ‘cap’ ngambil ide orang lain.

So, sekarang saya akan sangat senang sekali dan berterima kasih sekali, jika kalian mau berbagi pengalaman dan permasalahan dengan saya, karena ini merupakan bagian dari materi kuliah saya di ‘Unsri’ or ‘UMP’. Mengenai rahasia, jangan ditanya, saya memiliki kode etik sendiri tentang hal tersebut. Saya juga tahu perasaannya kalo rahasia kita diketahui oleh orang yang tidak berhak –baca tulisan saya “hati-hati kita lagi diintip !”. Saya juga nggak mungkin menyimpan semua masalah orang dalam memory, disamping ‘kapasitas’ memory saya yang masih terbatas, juga dikhawatirkan jika masih disimpan, maka suatu saat akan ada ‘cracker’ yang berusaha meng-crack memory otak saya, jadi daripada itu terjadi lebih baik saya ‘delete’ aja rahasia Anda dari ‘komputer’ saya, tentu saja sebelumnya saya pastikan masalahnya telah diselesaikan dan saya bisa belajar dari masalah tersebut untuk saya ambil intisari / hikmahnya, sebagai bahan bagi saya dalam mengambil keputusan selanjutnya. I`ll waiting right now, Anda tahu di mana bisa menghubungi saya.

Otre? Big Thx 4 U

(ary)

Tidak ada komentar: