Selasa, 28 Oktober 2008

Use Our Head

Gunakan “Kepala” Kita. Kalimat singkat namun cukup memiliki makna yang mendalam, tentu saja bermakna bagi orang yang memiliki “kepala”, sebab kalo `gak punya “kepala” mana mungkin bisa ngomong tentang “kepala”. Lalu, ada apa dengan kepala kita ?. Kepala merupakan organ paling vital pada tubuh kita. Saya belum pernah dengar kalo ada orang yang bisa hidup tanpa kepala. Selain itu di kepala kita juga ada yang disebut dengan otak. Nah kali ini saya ingin membahas sedikit mengenai otak.

Seperti kita ketahui bahwa pada tubuh kita terdapat sistem saraf yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan seluruh kegiatan pada tubuh kita. Dimana sistem saraf tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Otak merupakan bagian dari sistem saraf pusat, yang merupakan pusat koordinasi utama yang terletak di rongga kepala dan dilindungi oleh tulang tengkorak (tempurung) kepala.

Otak kita memiliki lebih dari 250 milyar sel saraf, ini membuat otak lebih canggih dan rumit daripada komputer sekarang ini, dan yang punya otak tidak lebih hebat dari yang membuat otak. Subhanallah. Tidakkah kita malu atas semua nikmat-nikmat Allah yang kita dustakan ? (baca surat 55 [Ar Rahman] ). Kita sekarang hanya menilai nikmat Allah dari hal-hal yang hanya bersifat materi saja, tidak patutkah kita untuk bersyukur ???.

Bagaimana cara kita bersyukur terhadap nikmat Allah tersebut ?. Saya yakin Anda lebih tahu daripada saya. Kali ini saya hanya akan membahas salah satu diantaranya, dalam hal ini untuk urusan otak, karena ini tidak kalah penting dan tidak bisa dianggap remeh, apa itu ?. Yach sesuai dengan judul kali ini yaitu “Gunakan Kepala Anda”.

Seperti kita ketahui, Allah telah menciptakan kita dalam bentuk yang sebaik-baiknya (At-Tiin :5). Dari “otak”lah Allah meninggikan derajat kita dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya (exp. Binatang), namun “otak” juga yang membuat kita menjadi sama atau bahkan lebih rendah dari, maaf “binatang”, nauzubillah. Ini akibat dari orang yang tidak atau salah dalam menggunakan otaknya, dalam artian dia tidak mensyukuri atak nikmat otak yang telah diberikan kepadanya, dengan tidak digunakannya menurut kehendak yang “membuat” otak.

Dengan otak kita mempunyai akal dan pikiran, dengan itu juga kita dapat melihat dan merasakan perkembangan diberbagai bidang Hal-hal yang kita anggap kuno, sekarang menjadi “modern”, namun yang sekarang kita anggap modern, nantinya juga akan menjadi kuno seiring dengan berkembangnya fungsi otak kita dan sifat dasar manusia yang tidak pernah puas sampai maut datang menjemputnya

Namun pertanyaannya adalah sudahkah kita menggunakan “otak” kita secara maksimal dan sesuai dengan yang membuat otak ???. Masing-masing dari kitalah yang bisa menjawabnya, saya hanya berkewajiban untuk selalu mengingatkan Anda dan terutama diri saya sendiri.

Ada “kisah” singkat untuk menjelaskan sedikit inti dari apa yang ingin saya sampaikan kali ini, yaitu tentang seorang yang menjadi pembicara pada suatu seminar, di mana dalam menyampaikan gagasannya, dia mengutip habis teori-teori barat dan dalam referensial makalahnya “dihiasi” oleh nama-nama Barat, “seolah-olah” itu “asli” dari mereka (orang Barat).

“Kisah” seperti ini sudah sering saya dengar dan lihat sendiri sejak dulu. Hal inilah yang membuat saya sering tidak habis pikir, kenapa ?, karena banyak umat Islam yang “tergila-gila” dengan teori-teori Barat hingga melupakan nilai-nilai atau konsep-konsep yang telah diajarkan oleh Islam itu sendiri. Uniknya dan ironisnya, konsep atau teori-teori Barat itu sendiri banyak sekali yang “ngutip” konsep yang diajarkapn Islam

Yach, itulah kita, menganggap semua yang berasal dari Barat itu baik, trend, modern dll. So, apa kalo kita `gak niru hal-hal tersebut, kita menjadi `gak modern, `gak gaul dll. ???. Apakah dengan itu semua kita memiliki alasan untuk tidak mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara utuh. Kenapa harus utuh ?, karena kalo `gak utuh, maka banyak masalah yang akan timbul, salah satunya seperti sekarang ini terjadi, kita hanya menganggap Islam itu hanya sekadar “ibadah ritual” saja, sehingga timbul-lah sekularisme, yaitu pemisahan antara agama dengan semua aktivitas di kehidupan kita, antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Agama hanya menjadi simbolisasi atau hak pribadi masing-masing orang, di mana setiap orang tidak berhak mencampuri urusan agamanya.

Kembali ke masalah teori-teori Barat yang kebanyakan “ngutip” kepunyaan Islam (baik diakui maupun tidak), atau setidaknya teori-teori tersebut sejalan dengan Islam. Dan itu membuktikan bahwa Islam itu sempurna, sesuai dengan perkembangan zaman, tidak seperti kebanyakan orang bilang bahwa Islam itu kuno, tidak sesuai dengan zaman, tidak modern, tidak fleksibel dll, (alasan yang tidak logis dan terkesan dibuat-buat), dan bukti bahwa Al Qur`an wahyu dari Allah, bukan buatan manusia. So, Allah sendiri yang akan menjaga kemurnian dan keaslian Al-Qur`an, sekalipun ada orang-orang yang berniat memalsukannya.

Kita `gak perlu marah karena jelas Islam itu rahmatan lil `alamin. Islam itu universal, setiap manusia berhak mempelajari islam (Al-Qur`an, red). Hanya saja, kita perlu khawatir kalau generasi kita atau generasi setelah kita tidak lagi mengenal Islam. Mereka hanya tahunya itu datang dari Barat dan yang lebih tragisnya lagi adalah kalau sampai Islam hanya tinggal sejarah. Mereka hanya tahu bahwa dulu pernah ada yang namanya Islam, tanpa tahu seperti apa itu Islam. Nauzubillah.

So, sudah saatnya kita harus introspeksi (edisi 9) dan malu akan perbuatan kita. Kenapa harus malu ?. Singkatnya begini, kalo orang-orang di luar Islam saja mau berusaha dengan giat untuk mempelajari, memahami ajaran Islam, baik untuk tujuan baik maupun tidak baik (untuk mencari kelemahan-kelemahan atau menyalahgunakan ayat-ayat Allah untuk kepentingan nafsunya). Mengapa kita sendiri yang notabene-nya adalah seorang Muslim, malas or tidak mau untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara utuh ???. Sebuah pertanyaan klise, tapi harus dijawab dengan perbuatan / tindakan yang nyata., tanpa menunda-nunda lagi untuk berbuat, mumpung nyawa masih dikandung badan.

Marilah kita menjadi bagian dari Umat Islam yang “mayoritas” ini untuk lebih bersyukur kepada Allah, yaitu dengan menggunakan “kepala” kita untuk mengkaji nilai-nilai Islam dalam membentuk pribadi-pribadi or generasi Islami yang berwawasan iptek dan ber-Imtaq. Dan inilah salah satu tujuan dari apa-apa yang saya pikirkan, dan perbuat selama ini. Setidaknya dengan usaha untuk menjadi Muslim yang Kaffah dan metode berpikir saya, maka saya juga sedikit bisa membuat teori2 / konsep2 sendiri, tanpa harus tahu dari orang lain. Namun konsep or teori tsb mengalami pembenaran dengan sendirinya, artinya teori or konsep yang saya buat tidak bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya. Itu berarti kita semua sebenarnya bisa membuat teori or konsep sendiri tanpa terlalu bergantung dengan teori2 Barat.

So, jangan buang-buang waktu lagi dan jangan menunda-nunda untuk berbuat kebaikan. Ayo, bangkitlah wahai saudaraku, umat Islam, mari kita Gunakan Kepala kita dan hati kita untuk menggali ajaran Islam, agar setiap hari masing-masing dari kita menghasilkan ide-ide maupun inovasi-inovasi baru, yang mana akan berdampak pada kemajuan Islam dan bangsa Indonesia yang kita cintai ini, dan agar negara kita tidak lagi dipandang sebelah mata oleh bangsa lain serta agar bangsa kita menjadi kiblat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan “pencetak’ generasi-generasi yang berkualitas lahir dan batin. Oce.

Go Muslim Creative, Go Muslim Inovatif, Go Muslim Smart, Go Muslim Quantum, Go Muslim Pelopor, Gooooooooo…..…… Now or Never.

Wallahu a`lam bishshawab.

Tidak ada komentar: